PUISI – Hari ini kami tak tunduk!
Biar tirani bicara soal takut,
kami jawab dengan derap langkah,
dengan suara serak—karena terus teriak!
Besok pun jangan harap tenang!
Langit mungkin bisa kalian kelabui,
tapi suara kami tak akan mati.
Kami bukan bayang-bayang, kami bara yang menyala terang.
Yel-yel ini bukan nyanyian manja. Ini suara luka yang sudah muak diam saja,
Ini bukan sekadar kata, ini peluru yang kami lontarkan dari dada.
Suara kami bukan sekadar gema,
ia adalah sumpah yang membara
bahwa tak ada yang bisa membungkam
selama keadilan belum datang.
Kalian punya kuasa.
Kami punya nyala.
Kalian bisa merampas tanah dan udara,
Tapi tidak tekad kami untuk melawan dengan suara.
Hari ini dan besok.
Kami tetap berdiri, tegak tak tergoyah
suara yel-yel kami adalah darah
mengalir deras menolak menyerah.
“LAWAN! LAWAN! SAMPAI MENANG!”
Karena diam adalah bentuk pengkhianatan paling terang!
