Mama dan Perlawanan

Ilustrasi: mama (ibu) sumber google.

PUISI,BidikFakta.id – Di negeri ini, anak yang kehilangan mama, tak hanya kehilangan sosok pengasuh dan pelindung, tapi juga kehilangan separuh nyawa, separuh arah. Dalam masyarakat yang makin keras, makin bising oleh propaganda dan janji-janji kekuasaan, mama adalah satu-satunya rumah yang tidak dibangun dari kebohongan.

Bagaimana harus melangkah, berjuang, dan hidup tanpa mama dan di saat yang sama, harus berhadapan dengan negeri yang justru memusuhi kebenaran, serta rezim yang alergi pada keadilan?

Bacaan Lainnya

Berjuang tanpa mama artinya kehilangan suara yang paling tulus mendukung. Negeri yang tidak adil dan rezim yang represif tidak memberikan ruang untuk luka, apalagi penghiburan. Dipaksa kuat, dipaksa cerdas, bahkan dipaksa apatis agar bisa bertahan. Manusia tidak diciptakan untuk tahan terhadap segalanya itulah sebabnya anak lelaki cerdas dan keras butuh mama

Mama, dalam bentuk cinta tanpa syarat, satu – satunya ideologi yang tidak pernah menindas. Ketika negara menjadikan rakyatnya musuh, dan rezim menuntut kepatuhan tanpa keberpihakan, maka berjuang menjadi sebuah ibadah sunyi. Tanpa mama, jalan itu menjadi lebih sunyi, lebih sakit dan lebih panjang.

Di situlah letak kekuatan yang mampu bertahan tanpa dipeluk mama, yang akan mengubah zaman. Tidak hanya melawan demi dirinya sendiri, tetapi demi semua yang ditinggalkan, yang ditindas, dan yang dilupakan.

Mungkin katong tumbuh tanpa mama, tapi katong seng tumbuh tanpa alasan. Dan selama masih ada ketidakadilan yang bercokol, perjuangan akan terus hidup, meski dengan air mata yang jatuh diam – diam.

Penulis: Fandi Upara.

Pos terkait