BIDIKFAKTA — Dinamika internal Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) kian mengkhawatirkan. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GMNI Maluku Utara menilai bahwa intervensi kepentingan elit semakin dalam menggerogoti independensi dan integritas organisasi.
Menanggapi situasi ini, DPD GMNI Maluku Utara menyatakan penolakan terhadap rencana “Kongres Persatuan” yang akan digelar di Bandung oleh DPP GMNI versi Imanuel Cahyadi – Sujahri. Mereka menilai agenda tersebut cacat prosedur dan sarat kepentingan politis.
“Kami menilai wacana persatuan ini lahir sepihak, tidak melalui proses dialektika yang sehat dan menyeluruh. Ini tidak merepresentasikan semangat konsolidasi kader secara nasional,” tegas pernyataan resmi DPD GMNI Malut yang diterima redaksi.
DPD GMNI Maluku Utara menyampaikan empat poin sikap sebagai berikut:
1. Kongres Persatuan di Bandung Tidak Inklusif Keputusan penyelenggaraan Kongres Persatuan di Bandung dinilai prematur dan top-down, karena hanya melibatkan elit organisasi tanpa melibatkan seluruh unsur kader di pusat maupun daerah, baik dari kubu Imanuel maupun Arjuna.
2. Dominasi Kepentingan Elit
Kongres di Bandung dianggap hanya berorientasi pada legalitas struktural melalui SK Kemenkumham, bukan benar-benar bertujuan untuk menyatukan dualisme kepemimpinan GMNI secara substansial.
3. Pragmatisme Politik yang Bertentangan dengan Konstitusi GMNI Keterlibatan Imanuel Cahyadi sebagai tim sukses pasangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024 menjadi sorotan tajam. Hal ini dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip independensi GMNI sebagai organisasi kader berbasis ideologi marhaenisme.
4. Retorika Persatuan Tanpa Representasi Nyata Narasi “persatuan” yang digaungkan disebut tidak relevan dengan kondisi di lapangan. Kader-kader GMNI di tingkat bawah disebut masih terbelah dan merasa tidak terwakili oleh narasi elite yang mengedepankan simbolisasi belaka.
Berdasarkan evaluasi kritis tersebut, DPD GMNI Maluku Utara menyatakan dukungan penuh terhadap pembentukan Forum Nasional Komunikasi Persatuan, yang akan menjadi wadah komunikasi lintas faksi demi membangun konsensus nasional. Selain itu, mereka juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung dan mensukseskan Kongres Luar Biasa (KLB) GMNI sebagai langkah strategis penyelamatan organisasi.
“Kami menyerukan konsolidasi nasional yang sejati. KLB adalah jalan menuju persatuan yang otentik, demokratis, dan berideologi,” tutup pernyataan tersebut.