Boki Nita Pulang ke Ternate, Dampingi Wamen Transmigrasi dan Ziarah ke Makam Sultan Mudaffar Sjah

Nita Budi Susanti, Istri Menteri Transmigrasi RI (Foto: Bidikfakta.id)

BIDIKFAKTA – Nita Budi Susanti, yang dikenal luas sebagai Boki Nita, kembali ke tanah kelahirannya di Ternate, Selasa (15/7), dalam rangka mendampingi suaminya, Wakil Menteri Transmigrasi RI, Viva Yoga Mauladi, yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Maluku Utara.

Usai menghadiri rapat koordinasi bersama Pemerintah Provinsi Maluku Utara di Hotel Bela, Boki Nita bersama rombongan melanjutkan agenda ziarah ke makam almarhum Sultan Mudaffar Sjah di kawasan Masjid Kesultanan Ternate. Ziarah ini sebagai bentuk penghormatan kepada sang Sultan yang telah berjasa mengangkat Viva Yoga sebagai Kapita Korois dalam struktur adat Kesultanan Ternate.

Bacaan Lainnya

Setelah ziarah, rombongan melanjutkan perjalanan menuju kediaman Boki Nita di Kadato Ici, Kelurahan Bula, Ternate Utara. Di sana, mereka disambut meriah oleh masyarakat setempat dan para tokoh adat yang telah menantikan kedatangan Boki Nita. Suasana silaturahmi dilanjutkan dengan pembacaan doa selamat bersama para bobato adat.

“Kunjungan ini adalah bagian dari silaturahmi dengan masyarakat adat, sekaligus melepas rindu setelah sekian lama tak pulang. Saya merasa hangat dan haru melihat sambutan masyarakat yang masih solid dan menjaga adat,” ujar Boki Nita.

Agenda kunjungan Wamen Transmigrasi akan berlanjut ke Sofifi dan sejumlah kabupaten/kota lainnya di Maluku Utara pada Rabu (16/7). Dalam rapat koordinasi dengan Pemprov Malut, Wamen Viva Yoga mengumumkan alokasi dana sebesar Rp35 miliar untuk pengembangan kawasan transmigrasi di provinsi tersebut.

Selain itu, ia juga dijadwalkan menyalurkan bantuan tunai sebesar Rp100 juta untuk masing-masing kelompok transmigran sebagai modal usaha produktif.

Menutup rangkaian kunjungan hari itu, Boki Nita menyampaikan harapannya agar warisan budaya dan adat istiadat Ternate tetap dijaga dan dilestarikan.

“Masyarakat adat yang diangkat secara sah oleh Sultan Mudaffar Sjah tetap solid hingga saat ini. Saya berharap tradisi seperti adat seatoran, baik dari sisi makanan, pakaian, bahasa, hingga hukum adat tetap dijaga. Itu adalah jiwa dan identitas masyarakat Kie Raha dan Maluku Utara secara umum,” tegasnya.

Pos terkait