BIDIKFAKTA – Di tengah minimnya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan Maluku Utara, warga Dusun Bukittinggi Desa Kukupang Kecamatan Kepulauan Joronga, berhasil membangun jembatan sendiri berkat partisipasi masyarakat.
Tendri, seorang mahasiswa asal Desa Kukupang, menjelaskan bahwa jembatan ini bukan proyek besar bernilai miliaran, tetapi maknanya jauh lebih dalam bagi para nelayan. “Ini adalah titik vital tempat perahu-perahu bersandar setelah melaut. Jembatan lama sudah lapuk dan nyaris ambruk. Bahaya terus mengintai, tapi bantuan dari pemerintah tak kunjung datang. Jadi warga memutuskan untuk bertindak sendiri dengan swadaya,” ujarnya, Jumat (4/7)
Ia bilang warga mengandalkan kekuatan sendiri, semua dilakukan secara manual, dari mengangkut batu, menanam tiang, hingga menyusun pondasi tanpa bantuan kontraktor atau alat berat dari pemerintah.
“Seluruh dusun bekerja dari pagi hingga sore, bergerak dalam satu irama: membangun, bukan menunggu,” jelas Tendri.
Inisiatif ini lanjutnya, tak hanya menghasilkan jembatan fisik, tetapi menjadi simbol keteguhan dan semangat kolektif warga dalam menghadapi keterbatasan. Di saat banyak desa bergantung pada bantuan eksternal, Dusun Bukittinggi menunjukkan bahwa gotong royong masih menjadi kekuatan utama dalam membangun desa.
“Kini nelayan dapat bersandar dengan aman, dan hasil tangkapan mereka bisa dibawa ke darat tanpa hambatan. Ini lebih dari sekadar jembatan dan monumen kecil ini menjadi keberanian besar warga dusun untuk berdiri di atas kaki sendiri,” tutup Tendri.
Hal senada juga ditambahkan oleh Fadlun Asis, warga Dusun Bukittinggi, bahwa keselamatan nelayan tak bisa ditawar.
“Kalau torang hanya badiam, sampai kapan nelayan harus melompati kayu rapuh yang nyaris roboh? Ini soal nyawa dan penghidupan. Kami bergerak sendiri, pakai tenaga sendiri, dan uang sendiri,” tegasnya mengakhiri.