TERNATE,BidikFakta.id – Akademisi Sahib Munawwar, kembali memberikan lampu merah di pemerintahan Sherly-Sarbin selaku Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara.
Menurutnya, ada pro kontra terhadap kinerja Gubernur Sherly atau yang dijuluki si “Cinderella” dalam seratus hari kerjannya. Sebagian orang menilai bahwa Sherly punya kerja nyata demi perubahan di negeri rempah Maluku Utara saat ini.
“Namun, program BOSDA dan Beasiswa oleh kepemimpinan Sherly dan mencabut seluruh pungutan uang komite dari SMA, SMK dan SLB Negeri yang dinilai baik itu punya tujuan dibaliknya,” ungkap, Sahib, Selasa, (17/6)
Lebih lanjut, akademisi ini menyentil terkait alokasi anggaran 34 miliar untuk program Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) dan proyek pembangunan dua RSUD di Maluku Utara saat ini.
“Pembangunan RSUD Bobong di Pulau Talibu dan Maba di Halmahera Utara kemudian respon bencana jembatan di Halmahera Utara dan Halmahera Barat pada 24 April 2025 lalu. Pemprov Maluku Utara melalui tangan Gubernur Sherly menghabiskan dana senilai Rp 7,3 miliar dan kesemuanya itu pencitraan belaka dan yang tersisa hanya bau kerugian kepada negara di tengah efisiensi,” ujar Sahib.
Tak cukup disitu, Sherly seolah menjadikan kepercayaan masyarakat Maluku Utara sebagai bisnis untuk menguntungkan pribadinya. Sahib, mencontohkan beberapa kali Sherly melakukan rapat bersama OPD dan Kepala Daerah dan dipusatkan di Hotel Sahid Bella. “Sedangkan bangunan kantor Gubernur Provinsi Maluku Utara di Sofifi dibiarkan terbangkelai. Kemudian janji reboisasi kerusakan lingkungan di Teluk Weda dan Teluk Buli karena operasi tambang tak dipenuhinya hingga kini,” beber Sahib.
Terakhir Sahib, mengingatkan kepada semua pihak agar tidak terlena dan baper dengan akal-akalan Gubernur Sherly Tjoanda.