BIDIKFAKTA – Forum Mahasiswa Pascasarjana Maluku Utara (FORMAPAS) mendesak agar program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Trimegah Bangun Persada (Harita Nickel) di Pulau Obi, Maluku Utara, benar-benar menyentuh kebutuhan warga desa terdampak.
Ketua Bidang Ekonomi Kreatif, UMKM dan Pariwisata Formapas, Sandi Naim, menegaskan perlunya integrasi antara masyarakat dan perusahaan dalam penyusunan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).
“Program CSR harus menyasar kebutuhan riil desa, seperti pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, hingga kemandirian ekonomi warga,” ujar Sandi saat ditemui tim bidikfata.id, di Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Selasa (7/10/2025).
Sandi menyoroti aksi protes warga Pulau Obi, termasuk pelaku jasa speedboat yang menggugat manajemen CSR Harita Nickel sebagai bentuk kekecewaan atas program yang dinilai tumpang tindih dan tidak tepat sasaran.
Ia mendorong adanya evaluasi dan rotasi manajemen CSR demi efektivitas program dan menjaga citra perusahaan.
“Perlu dibagi porsi jelas antara program yang dikelola masyarakat dan yang ditangani langsung perusahaan,” tegasnya.
Formapas juga mendorong CSR Harita Nickel terintegrasi dengan program desa, seperti penguatan UMKM, beasiswa pendidikan, dan dukungan bagi nelayan. Sandi menyinggung laba Harita Nickel yang mencapai Rp26,96 triliun pada 2024 sebagai dasar moral perusahaan untuk lebih serius menyejahterakan warga sekitar Pulau Obi.