HALMAHERA TENGAH,BidikFakta.id – Baru-baru ini hasil riset yang di keluarkan LSM Nexus3 Foundation dan Universitas Tadulako menemukan pencemaran logam berat merkuri dan arsenik pada sampel ikan di area penambangan dan pengolahan nikel di Teluk Weda, Halmahera Tengah, Maluku Utara. Sebanyak 47 persen sampel darah warga yang diteliti juga mengandung merkuri dan 32 persen arsenik melebihi batas aman.
Dari hasil riset yang di lakukan pada bulan juli 2024, dan di publish 26 Mei 2025. Menemukan ikan tangkapan nelayan di dua desa lingkar tambang Gemaf dan Lelilef, tercemar logam berat arsenik dan merkuri yang melebihi jumlah aman dalam tubuh ikan,”ungkap Joko Dedy, pemuda Desa Waibulen kepada bidikfakta.id, Minggu 1 Juni 2025.
Menurutnya, industri nikel yang di gemborkan negara melalui hilirisasi sangat berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat di area sekitar lingkar tambang.
“Kami harap industri nikel yang merusak lingkungan dan membahayakan keselamatan masyarakat menjadi catatan pemerintah dan hasil riset LSM Nexus3 Foundation ini ditindaklanjuti,”papar Joko.
Ia pun mengecam Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Halmahera Tengah, agar menyodorkan data dan membuat pernyataan yang bertolak belakang dengan hasil riset Nexus3 dan Universitas Tadulako.
“Sedangkan DKP Provinsi Maluku Utara yang melarang masyarakat nelayan agar tidak mencari ikan, sama halnya tidak berpihak kepada masyarakat,”ucapnya.
Kami masyarakat nelayan di Desa Woebulen Lelilef, Halmahera Tengah, sangat menyayangkan tindakan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) yang seolah memihak ke industri tambang dan bukan ke masyarakat,”tutup Joko.