Kau dan Kampung Tua

PUISI – Layar kapal itu berbalik arah meniggalkan dermaga. Deru ombak pun menari-nari membawa rindu. Angin di malam itu membawa salam ku ke pulau utara. Dedaunan kelapa pun melambai-lambai seraya menyapa hati yang pergi.

Badai dan ombak menjadi saksi. Saksi dari jejak langkah ku yang mengisahkan cerita dalam rintikan hujan yang silih berganti membawa kenangan di ujung ruang.

Senja itu mulai menyingsing. Menelan sunyi dan indah di bibir pantai kampung tua. Malam pun mengajak ku bercakwala, bintang-bintang kian mulai redup dari cahaya. Dalam hati ku dipenuhi rindu di silut bunyi tifa dan doa magrib.

Aku Panji, Sekar. Aku laki-laki yang rela berlayar jauh dari kampung membawa cinta untuk mu. Doa ku melangit, menjawab rindu mu di ujung sejadah pulau mati.

Ditulis oleh: Rifki Leko (Aktivis)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *