Viral: USS Nimitz Matikan Sinyal di Selat Malaka, Picu Spekulasi Soal Konflik Iran–Israel

BIDIKFAKTA — Viral di media sosial, keberadaan kapal induk Amerika Serikat, USS Nimitz, yang mematikan sistem pelacakan otomatisnya saat melintasi perairan antara Indonesia dan Malaysia, memicu spekulasi global terkait eskalasi konflik di Timur Tengah.

Kapal raksasa milik Angkatan Laut AS ini terakhir kali terdeteksi pada Selasa, 17 Juni 2025, pukul 09.03 WIB oleh sistem Marine Vessel Traffic, dengan kecepatan 19 knot di jalur 313 derajat. Setelah itu, sinyalnya tiba-tiba menghilang dari radar publik mendorong banyak pihak mempertanyakan tujuannya.

Diduga kuat, USS Nimitz tengah menuju Teluk Persia, wilayah yang saat ini menjadi pusat ketegangan antara Iran dan Israel. Pergerakan diam-diam ini memunculkan berbagai reaksi, baik dari pengamat pertahanan hingga warganet global.

Di media sosial platform X (sebelumnya Twitter), sejumlah akun ramai memperdebatkan kemungkinan keterlibatan kapal ini dalam konflik militer besar. Salah satu akun menulis:

“USS Nimitz akan tiba di lepas pantai Iran dalam enam hari. Apakah Perang Dunia III dimulai dari sini?”

Ada pula spekulasi liar, seperti dugaan bahwa kapal tersebut akan dikorbankan untuk menciptakan alasan perang:

“USS Nimitz dipensiunkan dengan cara diledakkan dan menyalahkan Iran. Ini bisa jadi skenario false flag,” tulis akun lainnya.

Sejumlah akun lokal juga membagikan informasi penampakan USS Nimitz yang disebut melintas di laut Aceh, dekat Meureudu, Pidie Jaya. Salah satu komentar menulis:

“Ini pengingat bahwa konflik global kini mendekati perairan kita. Tidak perlu panik, tapi kita harus tetap waspada.”

Enam Fakta Menarik soal USS Nimitz yang Memicu Kekhawatiran Global:

1. Terakhir Terpantau: USS Nimitz terakhir memancarkan sinyal pada 17 Juni 2025 pukul 09.03 WIB. 2. Kecepatan & Arah: Bergerak dengan kecepatan 19 knot di arah 313 derajat. 3. Sinyal Hilang: Setelah itu, sistem pelacakan otomatis (AIS) dimatikan—umum dilakukan dalam operasi militer rahasia. 4. Lokasi Strategis: Kapal berada di kawasan Selat Malaka, jalur pelayaran tersibuk dan dekat dengan wilayah konflik. 5. Spekulasi Tujuan: Banyak pihak yakin kapal ini menuju Teluk Persia untuk memperkuat kekuatan AS di kawasan konflik Iran–Israel. 6. Kekuatan Kapal: USS Nimitz merupakan kapal induk nuklir kelas Nimitz, membawa lebih dari 5.000 personel dan 60+ pesawat tempur.

Sementara itu, Rusia dan China masih bersikap hati-hati terhadap dinamika ini, sementara pengamat menyebut kehadiran USS Nimitz di perairan Asia Tenggara bisa menjadi bagian dari pergeseran besar kekuatan militer global ke kawasan Timur Tengah.

“Tidak lazim kapal induk sebesar ini berlayar diam-diam di kawasan padat seperti Selat Malaka. Ini sinyal bahwa sesuatu yang besar sedang dipersiapkan,” ujar seorang analis pertahanan kepada media internasional.

Pos terkait