BIDIKFAKTA – Proyek pembangunan bronjong di Desa Kubung, Kecamatan Bacan Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, kini menjadi sorotan publik setelah konstruksi yang belum genap setahun itu ambruk dan mengalami kerusakan serius. Proyek yang bertujuan untuk menahan erosi dan mencegah abrasi sungai tersebut kini justru menimbulkan kekhawatiran baru di tengah masyarakat.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa kerusakan terjadi pada bagian utama struktur penahan arus sungai. Warga menyebut kondisi itu sangat mengkhawatirkan, terutama menjelang musim hujan yang berpotensi memperparah dampaknya.
Lebih jauh, kekecewaan juga diarahkan kepada DPRD Halmahera Selatan yang dinilai tidak menunjukkan sikap tegas terkait insiden ini. Fungsi pengawasan wakil rakyat dipertanyakan, terlebih proyek dengan anggaran publik tersebut kini menjadi sorotan karena kualitasnya yang dipertanyakan.
“DPRD seperti kehilangan taring. Proyek baru selesai belum genap setahun, sudah roboh, tapi tak ada satu pun pernyataan resmi dari mereka. Diam seperti bukan urusan mereka,” tandas seorang warga Kubung yang enggan disebutkan namanya.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kontraktor pelaksana maupun dinas teknis mengenai penyebab pasti ambruknya bronjong. Namun, dugaan sementara mengarah pada buruknya kualitas pekerjaan dan lemahnya pengawasan selama proses pembangunan berlangsung.
Desakan mulai bermunculan dari berbagai elemen masyarakat agar DPRD segera mengambil langkah konkret. Pemanggilan terhadap kontraktor, konsultan pengawas, serta dinas teknis dinilai perlu dilakukan secara terbuka demi menjawab keresahan publik.
“Jangan sampai ini jadi pola yang berulang. Proyek dijalankan asal jadi, tapi DPRD malah diam seribu bahasa,” tegas salah satu tokoh masyarakat Bacan Selatan.
Publik kini menanti: apakah DPRD Halmahera Selatan akan tetap pasif, atau mulai menunjukkan keberpihakan pada rakyat dengan menjalankan fungsinya secara serius, atau malah tinggal diam bagaikan musibah yang datang menghampiri.