Balai Bahasa Maluku Utara, Gelar Revitalisasi Bahasa Bacan di Halmahera Selatan

Balai Bahasa Maluku Utara saat Gelar Revitalisasi Bahasa Bacan di Halsel. Istimewa.

BIDIKFAKTA – Dalam upaya menyelamatkan bahasa daerah yang kian terpinggirkan, Balai Bahasa Provinsi Maluku Utara menggelar kegiatan Revitalisasi Bahasa Bacan di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Selatan. Program ini merupakan bagian dari prioritas nasional Kementerian Pendidikan, melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Kegiatan yang berlangsung dari 23 hingga 26 Juni 2025 ini melibatkan sekitar 100 peserta, terdiri dari guru SD, guru SMP, serta pegiat komunitas literasi dari berbagai wilayah di Halmahera Selatan.

Ketua Tim Revitalisasi Bahasa Bacan, Damaz Aristy Sisvareza, menekankan bahwa tujuan utama dari program ini adalah menghidupkan kembali Bahasa Bacan sebagai alat komunikasi aktif antar generasi, bukan sekadar dokumentasi budaya.

“Revitalisasi ini ditujukan agar Bahasa Bacan kembali digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama di kalangan generasi muda, mulai dari siswa SD hingga SMP,” ujarnya kepada wartawan bidikfakta.id, Selasa 24 Juni 2025.

Menurut Damaz, vitalitas Bahasa Bacan mengalami penurunan drastis. Data dari Badan Bahasa tahun 2012 menyatakan bahwa Bahasa Bacan masuk dalam kategori terancam punah. Fakta ini menjadi landasan kuat pemilihan Bahasa Bacan sebagai target program revitalisasi yang dilaksanakan Balai Bahasa Provinsi Maluku Utara.

“Kami berharap program ini dapat menumbuhkan kembali semangat generasi muda untuk mewarisi dan menggunakan Bahasa Bacan dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Senada dengan Damaz, pegiat literasi Halmahera Selatan, Ambo Tuwo S. Rivai, juga menyoroti tantangan pelestarian Bahasa Bacan. Ia menilai, hilangnya penggunaan bahasa ini dalam lingkungan keluarga menjadi penyebab utama menurunnya penutur aktif.

“Bahasa Bacan sudah jarang digunakan dalam komunikasi rumah tangga. Tanpa itu, anak-anak kehilangan akses alami untuk belajar. Karena itu, dibutuhkan strategi kreatif dan kolaboratif,” katanya.

Ambo menyebutkan, komunitas literasi di Halmahera Selatan tengah merancang berbagai program seperti klub cerita rakyat dan sesi membaca rutin dalam Bahasa Bacan, guna menginternalisasikan kembali bahasa ini kepada anak-anak.

Sebelum menutup sesi, Damaz menegaskan bahwa Balai Bahasa Provinsi Maluku Utara berkomitmen untuk terus mendampingi program revitalisasi ini, bersinergi dengan pemerintah daerah dan komunitas literasi.

“Ini baru langkah awal. Ke depan kami akan terus melakukan pendampingan dan bimbingan teknis agar Bahasa Bacan tidak hanya bertahan, tetapi juga hidup kembali di tengah masyarakat,” pungkasnya.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *