BIDIKFAKTA — Dugaan praktik curang kembali mencuat dari lingkungan SMA Negeri 20 Halmahera Selatan (Halsel). Seorang perempuan bernama Risda Muhammad, yang disebut sebagai menantu mantan kepala sekolah di SMA tersebut, diduga lolos seleksi Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025 meski berstatus guru fiktif.
Hasil penelusuran sejumlah guru dan operator sekolah mengungkap, nama Risda tercatat sebagai guru Biologi aktif di sistem Dapodik SMA Negeri 20 Halsel, padahal ia tidak pernah hadir maupun mengajar di sekolah tersebut.
Ironisnya, Risda kini diketahui mengajar di SLB Negeri Labuha, namun datanya masih terdaftar di SMA Negeri 20 Halsel. Hal ini menimbulkan dugaan manipulasi data kepegawaian demi meloloskan Risda ke program PPG.
“Ini mencederai rasa keadilan. Banyak guru aktif gagal lolos PPG, sementara yang tidak pernah mengajar justru lolos,” ungkap seorang guru yang enggan disebutkan namanya.
Kasus ini memunculkan dugaan penyalahgunaan wewenang serta lemahnya pengawasan internal di lingkungan sekolah. Para guru mendesak Dinas Pendidikan dan instansi terkait segera melakukan audit menyeluruh terhadap data kepegawaian dan proses seleksi PPG 2025.
Kasus ini tak hanya mencoreng nama baik sekolah, tetapi juga menjadi cermin buruk tata kelola administrasi pendidikan dan pemerintah,” tandas salah satu guru di SMA Negeri 20 Halsel.
