Teluk Rindu

PUISI – Itulah dia, tanah mati itu ibarat jiwa dan rindu yang hidup. Berdiri dengan gelisah menanti cinta di mulut pulau-pulau utara.

Hari itu, tak seperti biasanya. Taman kampus yang menjadi tempat nyaman bagi ku terasa mematikan hasrat ku. Api-api rindu kian mengipul di dalam jiwa ku, ada rindu yang membuat kacau dan risau.

Bacaan Lainnya

Aku Ilham, Rodinda. Aku, pria biasa yang mencintai mu lewat rindu dan buku-buku. Makassar, bukan lagi tempat terbaik bagi ku. Hati dan pikiran ku mulai terbang berlari pulang sampai ke teluk mati itu.

Buku falsafah, yang biasanya ku baca kian tersirat bayang-bayang mu yang tenang berdiri seraya doa-doa.

Aku, begitu merindu. Tapi, rindu dan cinta ini hanya dapat ku sampaikan dalam aksara.

Oleh: Ahkam (Jurnalis)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *