Mahasiswa dan Ruang Kampus!

Oleh: M. Agung Umagapi.

 

Bacaan Lainnya

OPINI,BidikFakta.id –Menjadi mahasiswa sering kali dipersepsikan sebatas rutinitas akademik: datang ke kelas, mencatat materi, mengerjakan tugas, lalu menunggu wisuda. Bukankah status sebagai mahasiswa membawa tanggung jawab yang jauh lebih besar dari sekadar meraih nilai tinggi.

Mahasiswa memiliki privilese yang tidak dimiliki semua orang: akses terhadap ilmu, kebebasan berpikir, dan ruang untuk menyuarakan pendapat. Tapi semua itu akan sia-sia jika tidak digunakan untuk tumbuh menjadi pribadi yang sadar akan realitas sosial di sekelilingnya.

Ilmu yang kita pelajari di kelas hanyalah sebagian kecil dari proses menjadi manusia yang utuh. Kemampuan berpikir kritis, berempati, dan memahami dinamika masyarakat tidak bisa hanya didapat dari buku teks. Justru pengalaman di luar kelas berorganisasi, menjadi relawan, bekerja paruh waktu, bahkan menghadapi kegagalan yang mengasah kepekaan dan karakter.

Di dunia nyata, nilai akademik memang penting, tapi bukan satu-satunya ukuran. Dunia kerja dan masyarakat menuntut lebih: kemampuan berkomunikasi, menyelesaikan masalah, berpikir analitis, dan bekerja dalam tim. Semua ini berasal dari pengalaman hidup yang tak diajarkan secara eksplisit di ruang kuliah.

Sayangnya, tak sedikit mahasiswa yang memilih jalur aman: menjadi “kupu-kupu” (kuliah-pulang). Padahal, masa kuliah adalah waktu terbaik untuk mengeksplorasi potensi diri. Belajar tidak hanya dari dosen, tapi juga dari pengalaman, interaksi, dan tantangan yang ditemui sehari-hari.

Menjadi mahasiswa seharusnya berarti menjadi agen perubahan, bukan sekadar penikmat fasilitas kampus. Kampus bukan hanya tempat belajar, tapi ruang untuk tumbuh, bertanya, dan memberi dampak. Di sinilah pentingnya menyeimbangkan dunia akademik dan dunia nyata, karena teori tanpa aksi hanyalah wacana kosong, dan aksi tanpa refleksi tak akan memberi arah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *