OLEH: El Dinoh, Ketua Kompolnas Kota Ternate.
(Sejarah Ummat Manusia adalah Sejarah Pertangtangan Klas).
OPINI – Setelah bertahun tahun lamanya indonesia bergantung pada ekspor komoditas dalam bentuk bahan mentah, ketergantungan tersebut menyebabkan indonesia mengalami defisit transaksi berjalan yang tinggi,ketika harga komditas jatuh. Hal ini yang membuat indonesia selalu mendapatkan keuntungan yang sedikit,sekalipun indonesia memiliki bahan mentah itu tidak cukup untuk mendapatkan nilai keuntungan yang menjadi target negara.
Kejutan terbaru terjadi ketika rejim jokowi maaruf amin menahkodai indonesia jargon dan slogan untuk menghidupkan rayat indonesia,menjadi belati yang pas untuk menusuk hati rayat, hal ini menjadi kekuatan buat rejim jokowi untuk melencarkan misi gelapnya yakni menggenjot hasil alam dan memperkaya diri sendiri serta memperkaya orang orang yang mendukung rezim mereka. untuk mewujudkan cita cita kesehjahteraan rayat indonesia rejim jokowi menghadirkan Hilirisasi nikel yang menjadi jargon kunci 10 tahun pemerintahan joko widodo.
Hampir 10 tahun berselang,pemerintah jokowi mengklaim nikel sebagai contoh sukses hilirisasi yang katanya akan membuat indonesia melompat jadi negara maju. Keyataan sosial tela membuktikan bahwa semua itu adalah janji palsu,bukan kesejahteraan yang muncul tapi penderitaan yang berkepanjangan tampa ahir,itulah potret hari ini,maluku utara merupakan sala satu profinsi yang di kenang dalam mata sejarah dengan segala hasil alamnya yang memanjakan rayat,tapi semua itu cukup di kenang saja.
Perampasan ruang hidup dan krisis iman manusia semakin berkelanjutan, halmahera tengah kini menjadi pusat potret kerusakan alam dan terbunuh nya buruh pabrik kini seperti petikan piano dalam pesta perayaan. Semua ini terjadi begitu saja. Setiap detik dan menit yang berlalu nyawa buru pabrik banyak yang melayang tahun 2020 kemarin tragedi menimpa buruh pabrik halmahera tengah yang mengalami kecelakaan dan sampai meninggal tapi bagi pihak perusahaan dan pemerintah lokal menggap ini semua adalah hal biasa,nyawa kami tak semahal tambang slogan ini menjadi peringatan keras buat kekuasaan,PT iwip kini menjadi raksasa yang siap menelan apa saja yang ada di hadapan nya. Maka seperti kutipan marx dalam manefesto partai komonis nya buruh sedunia bersatulah, kutipan ini bukan hanya sebagai kalimat yang menghiasi isi kepala kita saat berdebat,tapi dia adalah api yang harus di tebarkan pada siapa saja termasuk buruh pabrik yang menjadi jantung keberlanjutan perusaan.
Ketika buruh inggin berserikat,serikat itu harus patuh terhadap sistem perusahaan, ketika ada serikat yang tak patuh terhadap perusaahan maka dia akan di bubarkan malapetaka ini mengantarkan buruh tetap pada posisi nya yakni mati iman perjuanganya.
Kematian buruh dan terbungkam nya ruang demokrasi merupakan satu hal yang membunuh api pemberontakan dalam diri buruh sendiri,maka ketika terjadi kecelakaan kerja pada buruh,buruh yang lain menggap itu semua adalah resiko kerja,ini bentuk kejahatan yang terstruktur yang di lakukan pursahaan PT iwip. Ini realitas yang terjadi di kabupaten halmahera tengah.
Semakin diam nya buruh maka akan semakin mudah pihak perusahaan melakukan kejahatan yang terstruktur terhadap kaum buruh, padahal dalam kacamata sejara kaum buruh adalah senjata yang menankutkan buat pihak perusahaan, di karenakan senjata kaum buruh adalah mogok kerja, dan terhimpun dalam serikat yang menolak tunduk terhadap kebijakan perusahaan yang tidak manusiawi ( serikat yang revolusioner) buruh memiliki hak untuk menyampaikan persoalan penerapan KT3 dan juga wajib mendapatkan jam kerja yang layak ini semua adalah hak buruh sendiri,tapi keyataan yang terjadi di PT Iwip adalah semua itu tidak di penuhi. Kebahagian yang dibangun di atas penderitaan orang banyak akan berakhir dengaan kepahitan dan keserakahan.