BIDIKFAKTA – Di tengah hiruk-pikuk aktivitas kita semua didepan Toko di Kota Sanana, berdiri sosok-sosok sederhana. Bang Elfen dan rekan-rekannya yang bertugas sebagai tukang parkir. Bukan sekadar mengatur kendaraan, mereka menyisihkan sebagian penghasilan itu ke Pemerintah Daerah, tanpa pamrih, tanpa janji besar. Namun, tindakan kecil mereka menorehkan makna besar bagi kita semua.
Tindakan Bang Elfen dan rekannya bukan sekadar kebajikan sesaat. Saya percaya, mereka mencontohkan arti tanggung jawab sosial seseorang kepada lingkungan. Di saat negara dan institusi formal sering dibebani tuntutan administratif dan birokrasi, justru mereka berperan sebagai jembatan kemanusiaan yang fleksibel dan responsif.
Namun, keikhlasan mereka juga memunculkan pertanyaan. Apakah kita sebagai masyarakat atau pemerintah cukup peka, hingga tindakan seperti ini luput dari apresiasi formal? Bukankah seharusnya ada sistem pengakuan atau pembinaan agar semangat gotong-royong ini tidak hanya bersifat sporadis, melainkan lestari?
Saya menilai bahwa tukang parkir seperti Bang Elfen seharusnya tidak hanya dilihat sebagai penyedia jasa, tetapi juga sebagai mitra sosial dalam pembangunan daerah. Pemerintah harusnya memperhatikan kelompok informal ini. Memberikan pelatihan manajemen, kepastian jaminan sosial, dan skema legalisasi agar kontribusi mereka lebih berkesinambungan dan terstruktur.
Mungkin ada yang berpendapat, “Mereka bukan pemerintahan, sehingga tidak perlu diatur.” Tapi jika tindakan baik bisa menjadi inspirasi massal, mengapa tidak difasilitasi agar menjadi lebih aman, efisien, dan ekstra manfaat? Mendukung aksi orang kecil bukan berarti mengintervensi kemurniannya, melainkan memberikan ruang agar keberlanjutan dan tindakan “Bang Elfen” tukang parkir ini jauh lebih dari mencari nafkah juga memberikan sumbangsih ke daerah kita saat ini.
Bang Elfen adalah sosok yang tidak banyak bicara, tapi kerjanya nyata. Ia mengingatkan kita bahwa kemasyarakatan bukan milik elit samata, tetapi bisa dijalankan oleh siapa saja yang peduli di tengah keterbatasan.
Kepada pemerintah, lembaga sosial, dan individu yang peduli, mari bersama mendukung mereka. Bukan sekadar lewat tepuk tangan, tetapi lewat kebijakan dan kolaborasi nyata. Apresiasi itu tidak perlu lewat sorotan media, melainkan lewat tindakan yang memperkokoh fondasi sosial masyarakat.
Karena, jika kita ingin membangun masyarakat yang lebih adil, jangan abaikan tangan-tangan kecil yang diam-diam bekerja dan memberi kepada kita semua. Bagi saya, Bang Elfen dan kawan-kawannya yang setiap hari menata kendaraan di depan toko, mereka adalah fondasi sejati kemanusiaan yang malah kita abaikan.
Penulis: Redaksi Bidikfakta.id.